Daftar Isi
Gua Kiskendo
Goa Kiskendo berada di dusun Trayu, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal propinsi Jawa tengah, Indonesia.
Gua ini berada 15 km ke selatan dari Kota Kendal melalui kota Kaliwungu. Hawanya sejuk karena ada di wilayah bukit-bukit. Demikian masuk teritori Gua Kiskendo, pengunjung akan menyaksikan pintu gerbang gua yang begitu lebar dan besar. Di hari Sabtu dan Minggu umumnya ramai didatangi oleh muda mudi. Gua ini tercipta sepanjang beratus-ratus tahun karena tetes air yang turun kebawah. Di sini diketemukan juga stagnit dan stalagtit. Jika kita mengambil langkah jauh di dalam, di bagian ujung gua akan ditemui sungai yang mengucur, tembus perut bumi.
Ada larangan mandi di sungai, tetapi di saat air tidak pasang banyak pula masyarakat sekitaran yang mandi di sini. Airnya berasa sejuk dan beri kesegaran. Sesudah telusuri jalan setapak yang berbatu, pengunjung mulai masuk mulut goa yang cukup terjal. goa-goa kecil seperti Goa Lawang, Goa Pertapaan, Goa Tulangan, Goa Kempul dan Goa Kampret. Mengucurnya anak sungai yang membuat cengkungan dalam goa menambahkan sejuk dan cantik situasinya. Cengkungan anak sungai ini dikenali dengan panggilan Kedung Jagan.
Gua yang oleh warga di tempat dikatakan sebagai Guo Kiskendo ini menurut cerita diketemukan dengan seorang pertapa yang namanya Ki Gondorio di tahun 1700-an. Si pertapa ini sekalian berperanan sebagai juru kunci gua yang pertama. Menurut narasi ini, di suatu malam dia mimpi masuk sebuah gua yang seperti kerajaan. Dalam mimpinya, Ki Gondorio mendapatkan panduan supaya memberikan nama 15 ruang dalam gua itu.
Sesudah terjaga dari tidurnya, Ki Gondorio ikuti semua panduan yang diterimanya dalam mimpi. Walau ada cerita semacam itu, warga yang tinggal disekitaran Gua Kiskendo memiliki beragam versus narasi. Ada yang ngomong jika kehadiran gua ini ada dari dunia pewayangan. Versus ini menceritakan jika jaman dulu Gua Kiskendo sebuah kerajaan yang dipegang dengan seorang raja yang namanya Mahesosuro.
Ada pula yang menjelaskan jika gua ini sebagai duplikat dari sebuah gua yang ada di India. Sampai sekarang, warga di tempat masih memandang Gua Kiskendo sebagai lokasi yang sakral. Ini terkait dengan dogma atau legenda yang mendasarinya, atau tempat – lokasi yang ada dalam gua yang kerap dipakai untuk tirakatan atau bertapa.
Asumsi sakral untuk Gua Kiskendo terkait karena ada larangan-pantangan untuk siapa yang ingin masuk ke dalamnya. Larangan itu diantaranya jangan buang kotoran dalam gua, jangan mengejek atau menghancurkan kondisi gua, dan jangan melakukan perbuatan beberapa hal di luar batasan kesopanan.
B. Keistimewaan
Pelancong bisa melihat jalan cerita mengenai Gua Kiskendo yang dikaitkan dengan cerita pewayangan (epos Ramayana) yang dibuat pada dua relief di muka mulut gua. Gua Kiskendo berbentuk satu komplek tempat wisata yang terbagi dalam beberapa lokasi yang kabarnya menurut narasi masih terkait dengan legenda yang mendasari gua itu, yaitu Kerajaan Kiskendo. Di teritori ini ada 15 ruangan, yakni:
* Lidah Mahesosuro, yakni berbentuk batu yang memiliki lidah. Kabarnya, batu ini datang dari lidah Raja Mahesosuro yang dipotong oleh Subali untuk menahan supaya Mahesosuro tidak bisa hidup kembali.
* Pertapaan ledek, yakni lokasi yang dipakai untuk bertapa supaya sukses dalam berkesenian.
* Pertapaan Santri Tani, yakni lokasi yang dipakai untuk bertapa supaya hasil pertanian bisa berlimpah. Dulu, tempat ini pernah dipakai sebagai rumah beberapa petani yang hidup di wilayah sekitaran gua.
* Pertapaan Subali, yakni tempat Subali bertapa saat sebelum berperang menantang Mahesosuro dan Lembusuro (manusia berkepala lembu).
* Sumelong, yakni sebuah lubang yang bisa tembus ke atas. Menurut dogma, lubang yang berada di tengah-tengah gua ini adalah tempat Subali keluar gua karena mulut gua ditutup oleh Sugriwo.
* Lumbung Kampek, yakni area untuk menyimpan beberapa barang bernilai dari Kerajaan Gua Kiskendo.
* Selumbung, yaitu lumbung makanan Kerajaan Gua Kiskendo.
* Gua Seterbang, adalah gua yang satu sisi dari Gua Kiskendo. Kabarnya, gua ini tersambung dengan laut selatan.
* Keraton Sekandang, yakni pusat Kerajaan Gua Kiskendo. Pada tempat berikut Subali berperang menantang Mahesosuro dan Lembusuro.
* Pertapaan Kusuman, sebagai tempat bertapa untuk mendapat derajat yang tinggi.
* Padasan, adalah sumber air pada masa keemasan Kerajaan Gua Kiskendo.
* Sepranji, berperan sebagai pusat peternakan pada zaman Kerajaan Gua Kiskendo.
* Babat Kandel, berbentuk bebatuan-batuan yang serupa dengan usus perut manusia. Menurut narasi, babat ini sebagai isi perut Mahesosuro yang dibuang oleh Subali.
* Sawahan, yakni tempat menanam padi.
* Selangsur, yakni tempat serdadu Kerajaan Gua Kiskendo berperang menantang Subali. Dari sisi kelimabelas tempat itu, ada beberapa objek yang lain yang bersisihan dengan komplek Gua Kiskendo, yaitu Gua Sumitro (sekitaran 50 meter), Grojogan Sewu (air terjun dengan ketinggian 20 meter), Watu Blencong (ada kurang lebih 250 m di atas Gua Kiskendo), Gunung Krengseng, Watu Gajah, dan Gunung Warna (gunung batu kapur yang berupa seperti monitor, memiliki jarak 4,5 km dari Gua Kiskendo).
C. Lokasi
Gua yang berada di kawasan pegunungan Menoreh ini masuk ke dalam wilayah administratif Dusun Sokomoyo, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya, gua ini berada di sebelah barat laut Kota Wates, ibu kota Kabupaten Kulon Progo, dan kira-kira terletak pada ketinggian 800 meter dpl.
Sebagai obyek wisata, gua Kiskendo memiliki fasilitas yang cukup lengkap, seperti lahan parkir yang luas, tempat istirahat yang berbentuk pendopo, dan toilet umum. Di gekat gua ini, ada beberapa obyek wisata lain yaitu Gua Sumitro, Gunung Kelir, dan Watu Blencong.