Daftar Isi
Gua Selomangleng
Gua Selomangleng sebagai tempat wisata terkenal di Kotamadya Kediri yang ada di utara kota dan diperlengkapi akses jalan raya yang mulus, ada angkutan kota dan dekat sama kampus dan SMA Negeri di Kota Kediri.
Diberi nama Selomangleng karena lokasinya yang ada di lereng bukit (Jawa=>Selo=Batu, Mangleng=Miring), kurang lebih 40 mtr. dari tanah paling rendah di teritori. Gua ini tercipta dari batu andesit hitam yang memiliki ukuran lumayan besar, hingga terlihat cukup menyolok dari terlalu jauh.
Keistimewaan
Sekilas tidak ada yang spesial di gua batu ini, kekhasan baru kelihatan demikian dekati pintu gua. Beberapa mtr. di bawah mulut gua ada banyak bongkahan batu yang berantakan. Beberapa salah satunya ada pahatan, mengisyaratkan jika tempat ini pernah disentuh manusia. Beragam corak relief menghiasai dinding luar gua, salah satunya ada yang berupa manusia.
Melihat ke gua, situasi gelap pekat dan wewangian dupa yang cukup menusuk tiba menyongsong pengunjung. Tidaklah aneh jika ada banyak pengunjung yang takut atau berpikir panjang saat sebelum memilih untuk memasukinya. Kesan-kesan mistik berasa kental sekali saat ada di dalamnya. Beberapa pengunjung terlihat cepat-cepat keluar sesudah sesaat masuk ruangan karena, karena tidak kuat dengan wewangian dupa yang menusuk.
Gua yang dibuat dari bebatuan andesit ini menjadikan kedap air. Tidak ada stalagtit atau stalagmit yang biasa ditemui pada gua-gua alam. Ada tiga ruang dalam gua, dari pintu masuk kita akan datang di ruang khusus yang tidak demikian lebar dengan sebuah pintu kecil disebelah kiri dan kanan untuk ke arah ruang lain dari dalam gua.
Dalam gua ini banyak ditemui relief yang menghias dinding gua. Dibutuhkan pencahayaan tambahan untuk dapat menyaksikannya secara jelas. Saya sendiri memakai cahaya lampu dari telephone pegang yang kebenaran dapat digunakan sebagai lampu pencahayaan (senter). Pada dasar lantai banyak diketemukan bunga-bunga sesajen warna merah dan kuning yang fresh. Satu tanda jika tempat ini cukup kerap dipakai untuk mengucilkan diri, bertapa atau tirakat untuk kelompok masyarakat tertentu.
Masuk ruang samping kiri dari pintu masuk gua, pengunjung perlu sedikit merayap karena ukuran pintunya yang lumayan kecil. Saat coba masuk ruang itu, ringkas sinar yang ada makin kurang karena tidak ada pencahayaan pada ruangan itu.
Ditambahkan ruangnya yang kecil dengan atap yang rendah hingga kesan-kesan sempit dan sempit memimpin situasi di dalam ruang itu. Susah kali untuk menyaksikan apa yang ada dalam ruangan itu. Saat coba mencari dinding gua dengan pencahayaan dari telepon pegang, baru kelihatan jika sisi dalam gua itu mempunyai relief-relief yang seirama dengan sisi luar gua.
Berlainan dengan ruangan samping kiri gua, pada segi kanan gua, ada relief pada bagain atas dari pintu masuk. Serupa dengan relief yang kerap menghias sisi atas dari pintu masuk candi. Ruang ini sedikit lebar dari segi kiri. Pada dinding gua, ada sisi yang mencolok dengan cerukan kecil di bagian bawahnya, membuat tungku. Sebatang dupa yang berpijar terlihat ada di dalam tungku itu, menyebarkan wewangian menusuk yang penuhi semua ruang. Relief-relief yang ada bisa kelihatan cukup terang untuk dicicipi.
Sejarah
Dari narasi yang tersebar, Gua Selomangleng dahulu pernah dipakai oleh Dewi Kilisuci sebagai tempat pertapaan. Dewi Kilisuci ialah putri mahkota Raja Erlangga yang menampik terima tahta kerajaan yang diturunkan padanya, dan cenderung pilih menghindari diri dari kehidupan dunia dengan lakukan tapabrata di Gua Selomangleng.
Lepas dari gelap dan sesaknya situasi dalam gua, tempat wisata Gua Selomangleng pantas didatangi saat anda ada di Kediri. Tidak jauh dari lokasi gua ini ada museum Airlangga yang disebut museum purbakala yang dapat didatangi dan banyak simpan beberapa benda arkeologi berbentuk patung/arca. Dan saat ini, Goa Selomangleng dikasih sarana lain seperti kolam renang dengan bermacam sarananya dan tempat bermain anak.
Selainnya berkunjung goa pengunjung dapat “sedikit” olahraga dengan naik ke Gunung Maskumambang yang hijau dan asri dan terdapat banyak ayam rimba yang ada di samping Museum Airlangga. Untuk naik gunung, pengunjung tidak berlu bersusah – sulit karena sudah dibuat tangga untuk naik ke atas.
Atau pengunjung yang ingin coba rintangan bisa naik ke atas Gunung Klothok yang dipucuknya ada sumber mata air yang namanya ‘Elo’. Selainnya berekreasi riwayat, pengunjung bisa berekreasi outbound, jadi tubuh dapat sehat dan wacana akan sejarahpun semakin bertambah.