Bali, Singaraja : Pengembangan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Buleleng dalam tingkatkan beberapa produk yang berkualitas terus dikerjakan.
Salah satunya, produk bikinan pangan Kripik Tempe yang saat ini ramai dicintai oleh semua kelompok, dimulai dari anak-anak sampai dewasa.
Sebenarnya, dalam pemrosesan Keripik Tempe banyak ditemui di Buleleng. Tetapi, Keripik Tempe yang berada di Dusun Jagaraga ini memiliki nilai tertentu baik dari memiliki bentuk sampai rasanya.
Saat dijumpai pada tempat pemrosesannya, pengolah Keripik Tempe Ketut Wiarsa, Jumat (7/5) menjelaskan dalam pengerjaan tempe itu dilaksanakan turun-temurun diawali dari ayahnya tahun 1965.
Sejak ayahnya meninggal dunia, dirinyalah yang mengambil tugas itu hingga sampai saat ini. Bahan yang digunakan dalam pembikinan Keripik Tempe itu salah satunya, kedelai.
Di proses pembuatannya, ada beberapa jenjang dari tahap awalannya sampai tahap pembungkusan.
“Pertama kalinya kita harus tentukan kedelai yang bagus, selanjutnya kita bersihkan kedelai itu dengan memakai air, selanjutnya kita rendam dan direbus sejauh 3/4 jam sampai kedelai itu masak, selanjutnya kita giling kedelainya, setelah digiling lanjut dibikin bersih kulitnya, lalu dipendam kembali sepanjang 6 sampai 8 jam, seterusnya direbus kembali, kemudian kita dinginkan lalu kita ragi lalu kita buntel sesuai dengan selera customer,” ucapnya.
Berkenaan marketing, dirinya telah pasarkan Keripik Tempe yang dibikin dalam wilayah sampai luar wilayah, seperti Dusun Jagaraga, Dusun Kubutambahan sampai Dusun Kintamani.
Untuk harga yang dijajakan berbagai sama sesuai ukuran dan mempunyai wujud.
“Untuk harga tempe yang panjang, saya beri harga dari Rp. 15.000 sampai Rp. 18.000, untuk mempunyai wujud yang kecil harga Rp. 2000 sampai Rp. 5000 pada suatu buntel,” ucapnya.
Selain itu, dalam penjualannya dari awalannya memperdalam usaha ini hingga saat ini ada pandemi Covid-19 tidak ada peralihan baik dari di dalamnya sampai harga.