Desa Lod Tunduh Sebagai Desa Agrowisata

Daftar Isi

Desa Lod Tunduh identik dengan kawasan Lembang di Bandung yang memiliki “titel” sebagai desa agrowisata.

Desa Lod Tunduh Sebagai Desa Agrowisata

Perpaduan yang menarik antara potensi pertanian dipadukan dengan kepariwisataan sehingga mampu menarik hati para pengunjungnya. Itulah yang terjadi dengan Desa Lod Tunduh yang berada di Kabupaten Gianyar.

Desa Multi-Potensi

Desa Lod Tunduh, selain dikenal sebagai desa yang memiliki potensi pariwisata dan pertanian juga dikenal sebagai desa kesenian dan kebudayaan. Tentu hal demikian mengukuhkan desa ini sebagai desa yang memiliki berjuta potensi. Jarang sebuah wilayah yang memiliki beribu potensi sekaligus dalam dirinya. Beruntunglah warga masyarakat yang hidup di desa ini.

Di sapanjang desa pengunjung akan menemukan banyak galeri-galeri dan toko-toko yang menawarkan berbagai kerajinan dan lukisan hasil karya masyarakat desa ini. Demikian juga ketika Anda mengunjungi desa ini, Anda akan menemui berbagai tanaman pangan, holtikultura dan palawija seperti: padi, semangka, melon, dan tidak ketinggalan budidaya ketela pohon yang diolah oleh warga desa menjadi keripik, tape serta olahan lainnya secara turun temurun sehingga menjadi ciri khas tersendiri dari Desa Lod Tunduh.

Baca Juga:  Bersantai di Air Terjun Singsing

Desa Lod Tunduh Sebagai Desa Agrowisata

Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, pantas saja berbagai dukungan yang datang dari pemerintah, para sesepuh desa, bahkan warga masyarakatnya sendiri untuk semakin mengembangkan desa ini terus mengalir. Mereka pun tak segan membuat berbagai terobosan-terobosan semisal melaksanakan penghijauan dengan menanam Pohon Jati, Albasia dan Mahoni di lahan-lahan kering.

Desa Lod Tunduh mempunyai luas sekitar 627 hektar, yang didominasi lahan pertanian.  Sehingga sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai petani  dan sebagian lainnya sebagai pengrajin topeng dan penjual hasil karya seni.

Lokasi

Desa Lod Tunduh berada di Lod Tunduh, Ubud, Kabupaten Gianyar. Untuk mencapai desa ini Anda membutuhkan waktu kira-kira 25 menit dengan jarak tempuh 15 km dari Kota Denpasar Bali.
Selamat Berkunjung!

Baca Juga:  Museum Rudana Sebagai Tempatnya Kritikus Seni dan Kolektor