Daftar Isi
Anjungan DKI Jakarta di Taman Mini Indonesia Indah
Sebagian orang memvisualisasikan dengan berbagai cara berkenaan kota metropolitan Jakarta, baik secara umum atau secara terbatas. Kota ini mempunyai kekhasan tertentu sebagai sebuah kota metropolitan. Bila disaksikan dari sejarahnya peralihan kota ini pergi dari sebuah Bandar kecil namanya Sunda Kelapa, yang dikenal sebagai Pasar Ikan dahulu daerah ini segi dari kerajaan Tarumanegara, pada tahun 1500 dipakai sebagai sebagai Bandar oleh kerajaan Padjajaran.
Selanjutnya daerah ini pernah dikuasai oleh Portugis, hingga saat dibebaskan oleh Fatahilah di tanggal 22 Juli 1527. Sejak saat itu Sunda Kelapa diberi nama Jayakarta, yang mempunyai makna kemenangan yang sempurna. Tanggal kemenangan itu ( 22 Juni ) diperingati sebagai ‘Hari Jadi’ Kota Jakarta. Pada tahun 1916 VOC Belanda menaklukan Jayakarta.
Kemudian mulai pernjajahan Belanda dan dibikin kota Jakarta namanya Batavia. Akhirnaya melalui penjajahan yang lama terhitung penjajahan Jepang, dikota ini diploklamirkan kemerdekaan Indonesia. Panggilan Jakarta mulainya berlaku setelah proklamasi dan terkenal hingga saat ini.
Sebagai daerah yang berawal dari sebuah Bandar karenanya wajarlah bila masyarakat Jakarta bermula dari barisan berbagai etnis dan berbagai bangsa, dengan latar belakang yang lain , tapi persahabatan dan pembauran antara mereka pada akhirannya berhasil bikin masyarakat baru, yang berkebudayaan baru juga. Masyarakat ini dikenal sebagai ‘Masyarakat Betawi’ yang yang anggotanya adalah ‘Orang Betawi’.
Oleh karenanya dalam Budaya Betawi tertulis komponen budaya lainnya sempat mewarnainya. Dari segi bahasa, sekilas seperti bahasa Indonesia dengan dialek khusus. Peluang bahasa Melayu pernah berperan sebagai lingua franca yang ucapannya seterusnya diperkaya dengan beberapa elemen kalimat bahasa dari berbagai etnis yang ada waktu itu, sampai menjadikan mereka ‘omong Jakarta’ secara keunikan.
Nilai-nilai budaya Betawi sebagai beberapa ciri kehidupan masyarakat daerah ini selalu bersatu ditengahnya pembangunan Metropolis DKI Jakarta Anjungan DKI Jakarta Taman Mini Indonesia Elok diharapkan mampu menghasilkan cerita peralihan perubahan itu.
Sebagai Ibu-kota Negara, karenanya dipertunjukkan bangunan yang modern dengan bentuk Monumen Nasional yang terpotong tugunya. Berbagai usaha pelestarian nilai-nilai budaya tradisional dikerjakan agar masih subur jiwa raganya Budaya Betawi pun tidak terlarut di proses modernisasinya.
Bangunan yang berlantai dua itu tampilkan :
Lantai Bawah :
Lobi khusus Anjungan DKI ditata sebagai cermin keadaan keunikan Betawi dengan mengetengahkan garde seperti sejumlah rumah Jakarta tempo dulu dengan jenis hias Betawi juga.
Masuk gedung pengunjung akan melihat keanekaragam pakaian dan seni gunakan baju masyarakat Betawi dengan peragaan Manekin. Manusia dan kegiatannya tiap hari dan upacara upacara terpenting disajikan interior keunikan Betawi, alat musik, pagelaran, kesenian, sebagai pengakuan lingkungan hidup dan muka seni Budaya.
Lantai Atas :
Ada beberapa kesan modern dalam peragaan di lantai atas. Ruangan ini menyajikan topik Jakarta dalam perjalanan waktu. Ini diperuntukkan agar pengunjung dapat kenali perubahan bentuk citra Jakarta dari jaman ke jaman.
Dari 1 Bandar jadi metropolis yang ribet.Beberapa kesan modern itu didukung dengan performa monitor ‘Multi Gambar Slide Presentation’ dengan Sembilan proyektor yang memutar film perjalanan itu, ditayangkan program video untuk kesempatan-kesempatan khusus.
Selain itu ada maket-maket khususmengenai kisah, dan profil Jakarta secara utuh.Beberapa photo terbuka dan object patung memperlihatkan komplesitas komponen budaya yang membuat Jakarta. Seperti pengunjung yang tertarik dengan data angka-angka, ada peragaan komputer grafik Jakarta dalam angka yang mudah dimengerti.
Pengunjung bisa menyaksikan rumah Betawi dan Blandongannya, di mana Blandong itu digunakan untuk tempat pertunjukan kesenian Betawi. Melalui anjungan DKI, dengan proses peragaan yang ada, dapat dilihat cerita Jakarta yang unik itu.Berbagai upacara adat betawi, pameran dan pertunjukan dipertunjukkan di anjungan untuk meramaikan sekaligus hadirkan beberapa pesan budaya, jadi bahan bahan pemikiran satu diantaranya kekayaan budaya bangsa.