Seperti juga Bali, di Lombok Nusa Tenggara Barat juga terdapat Pura yang masing-masing menyimpan daya tarik keindahan dan ritual. Beberapa pura menyatu dengan objek wisata lainnya namun ad ajuga yang berdiri sendiri. Kesamaannya adalah semua pura tersebut selain menjadi tempat ibadah juga menjadi destinasi wisata.
1. Pura Batu Bolong
Daya tarik utama pura ini adalah karena letaknya menjorok di garis pantai Senggigi dan berhadapan langsung dengan Selat Lombok dan Gunung Agung Bali. Gunung Agung adalah gunung yang disucikan oleh umat Hindu.
Mengunjungi pura ini Anda akan merasakan aura spiritualisme yang berpadu dengan keindahan alam. Tempat ibadah ini terdiri dari dua bangunan pura. Yang pertama adalah pura yang terletak di bawah pohon dan berada di dekat pintu masuk setelah menuruni beberapa anak tangga bernama Pura Ratu Gede Mas Mecaling. Sedangkan pura kedua berada di atas karang yang tingginya sekitar 4 meter berada di posisi yang mejorok. Pemandangan paling indah Pura Batu Bolong adalah saat matahari terbenam datang.
2. Pura Gunung Pengsong
Keunikan pura ini adalah karena terletak di ketinggian 200 meter dpl. Jika suasana sedang cerah, kita bisa melihat puncak gunung Rinjani, panorama hijau sawah, Teluk Lembar dan Gunung Agung Bali.
Pesona inilah yang membuat Pura Gunung Pengsong disukai wisatawan. Tidak hanya umat Hindu yang tertarik untuk datang, masyarakat umum pun menyukainya. Selain memiliki nilai religi, Gunung Pensong adalah salah satu tempat persembunyian tentara Jepang [ada masa Perang Dunia II.
3. Pura Meru
Pura Meru adalah pura terbesar dan salah satu yang tertua di Lombok. Pura ini menjadi symbol alam semesta dan penghormatan terhadap tiga dewa utama agama Hindu yakni Brahma, Syiwa dan Wishnu.
Tidak itu saja, Pura Meru juga mewakili 3 gunung yakni Gunung Agung Bali, Gunung Rinjani dan Gunung Semeru. Uniknya keberadaan Pura Meru ini berdekatan dengan masjid dan gereja. Ketiga tempat ibadah ini mengingatkan kepada kita semua akan pentingnya sebuah toleransi beragama.
4. Pura Lingsar
Pura Lingsar dengan luas 26 hektar ini betul-betul menunjukkan harmonisasi antara agama Islam dan Hindu. Sehingga tak heran jika ritual 2 agama tersebut dapat berjalan berdampingan tanpa terjadi gesekan. Sebagai simbol menjaga kesucian pura ini maka setiap pengunjung diharuskan untuk menggunakan selendang kuning sebagai tanda penghormatan.
Kendati selalu digunakan untuk beribadah dua agama yang berbeda namun dalam setahun sekali ada upacara yang melibatkan umat Hindu dan Islam di pura ini. Upacara itu bernama Perang Topat. Dalam ritual ini mereka “berperang” menggukana topat atau ketupat yang dilemparkan kepada sesama temannya. Maksud dari perang ini adalah sebagai tanda bersyukur atas rejeki yang selalu dilimpahkan oleh Tuhan. Perang Topat biasanya dilakukan pada sebelum musim tanam padi dan sesudah musim penghujan.
5. Pura di Taman Suranadi
Ada tiga kelompok pura di Taman Suranandi yakni Pura Ulon/ Gadoh, Pura Pangentas dan Pura Pabersihan. Pura Ulon adalah pura yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Taman Suranadi.
Di dalam pura ini terdapat 2 mata air yakni panglukatan dan Petirtan. Beberapa palinggih dan perlengkapan upacara yang ada dipura ini adalah pamadsana, linggih Batara Gde Lingsar, linggih Batara Bagus Gunung Rinjani, linggih Batara Surya Ngelurah, gedong penyimpenan, padma petirtan, bale pelik, padma panglukatan, bale pamangku, linggih Majapahit, palinggih tirta, kemaliq, bale banten, bale pawedan, bale pererenan/pakemitan, bale gong dan bale kulkul. Di sebelah barat daya Pura Ulon, ada Pura Pangentas.
Pura ini merupakan pura terkecil dan paling sederhana dibanding 3 pura lainnya di Suranadi. Sama halnya dengan Pura Ulon, di Pura Pangentas terdapat 3 sumber mata air yakni Pangentas, Panembak dan Tirta Mapepada. Pura ini digunakan sebagai tempat mengambil air saat upacara Pitra Yadnya.
Yang terakhir adalah Pura Pabersihan yang terletak di 30 meter barat daya Pura Ulon. Pura ini memiliki mata air Pabersihan. Dulu, pura Pabersihan masih berpagar bambu, namun kini sudah berpagar tembok. Beberapa palinggih dan bangunan pelengkap upacaradi pura ini adalah padmasari, ngelurah, tapasanu, linggih Ida Betara Gde Lingsar, genah Mangku Ngastawa, bale banten, bale pawedan, bale pakemitan dan gedong penyimpenan.
6. Pura Kalasa di Taman Narmada
Di Taman Narmada terdapat Pura Kelasa. Di Pura ini setiap tahunnya diadakan upacara Pujawali untuk menghormati Dewa Batara yang dipercaya tinggal di Gunung Rinjani.
Bentuk Pura Kelasa seperti punden berundak dan menjadi salah satu dari pura paling tua di Lombok. Karena sejak awal memang didesain utnuk menyerupai Gunung Rinjani, maka untuk masuk ke Pura Kelasa ini Anda harus melewati puluhan anak tangga.
Incoming search terms:
- pura di lombok
- pura pura di lombok
- pura lombok
- pura rinjani lombok
- pura-pura di lombok
- pura yang ada di lombok barat
- pura pura yang ada di lombok
- Pura terbesar di lombok
- batu terbesar di lombok barat
- pura gunung rinjani