Perkebunan Aloevera ialah agrowisata lidah buaya yang memiliki banyak sekali tanaman aloevera dengan kualitas super dan ketebalan yang diatas tanaman lidah buaya pada umumnya. Pola pengembangan perkebunan ini dilakukan dengan cara sistem plasma antara PT Aloevera Bali dengan para petani di sekitar lokasi perkebunan tersebut. Ketika Anda berkunjung maka akan terlihat cara pembibitan, perawatan maupun pemeliharaan lidah buaya sampai akhirnya panen menjelang.
Perkebunan ini berada diatas lahan seluas 100 hektar, yang mana 28 hektar miliki perusahaan PT Aloevera Bali dan sisanya yakni 78 hektar miliki para petani plasma. Ide dasarnya berasal dari Mr Hendrikus Johannes yang kini menjabat sebagai komisaris utama PT Aloevera Bali untuk kemudian berinvestasi membangun bisnis perkebunan lidah buaya pasca-meletusnya bom Bali.
Sistem plasma ini secar signifikan telah membantu masyarakat sekitar perkebunan yang mayoritas bermata pencaharian sebagai pengebun atau pemiliki sekaligus pengelola bisnis perkebunan Aloevera. Meski demikian, ada juga sebagian mereka yang memilih sebagai pedagang maupun pekerja di perusahaan lainnya (diluar PT Aloevera Bali). Selain perkebunan, di desa ini juga didirikan pabrik pupuk lidah buaya.
Beberapa fasilitas yang bisa digunakan oleh pengunjung perkebunan ini seperti warung penjual makanan dan minuman, toilet, area parkir yang lumayan luas dan memadai. Dukungan akan perkembangan kepariwisataan di Propinsi tak hanya berasal dari masyarakat Bali itu sendiri saja, namun kecintaan warga negara asing akan Pulau Dewata ini pun mampu menjadi bagian dari tetap eksisnya pesona wisata Bali dimata dunia pada umumnya dan di bumi pertiwi ini tentunya.
Lokasi Perkebunan Aloevera
Lokasi perkebunan ini berada di Banjar Bonbiyu, Desa Saba, Kecamatan Blah Batu.
Selamat Berkunjung!